JENIS-JENIS PIDATO
Menurut kodratnya, manusia memiliki kecenderungan belajar,
berpikir, menyatakan pendapat, keinginanan, perasaan dan
pengalaman-pengalamannya. Selain itu, manusia juga punya kecenderungan
mempengaruhi bahkan memaksa pikiran dan pendapatnya kepada orang lain atau
kelompok. Umumnya, kecenderungan tersebut dilakukan secara langsung atau
melalui pembicara (proses komunikasi), baik antar pribadi maupun dalam kelompok
(face to face communication).
Kenyataannya,
seseorang yang ingin menyampaikan pendapat atau pikiran pada orang lain memang
bersbeda-beda hasilnya. Besar atau kecil, disegani atau dihina ataupun
dimuliakan, sangat ditentukan oleh cara dan kesanggupannya berbicara dihadapan
orang lain ataupun kelompok. Yuniawan (2002:1) mengemukakan bahwa berbicara
sangat penting dimiliki seseorang agar tidak terjadi kesalahpahaman antara
penutur dengan lawan tutur dalam berkomunikasi.
Henry Guntur Tarigan (2008:16) berpendapat bahwa berbicara adalah
kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan,
menyatakan, menyampaikan gagasan, pikiran dan perasaan. Seperti dalam
peribahasa Mulutmu adalah harimaumu yang akan menerkam kepalamu, oleh
sebab itu dengan menggunakan bahasa, seseorang akan lancar mengorganisasikan
ide-ide yang akan dikemukakan dengan baik. Salah satu contoh ketrampilan
berbahasa adalah berpidato.
Berpidato merupakan salah satu wujud kegiatan berbahasa lisan. Oleh
karena itu, berpidato memerlukan dan mementingkan ekspresi gagasan, penalaran
dengan menggunakan bahasa lisan yang didukung dengan aspek nonbhasa, meliputi
ekspresi wajah, kontak pandang dan intonasi suara. Sehingga, sebelum
menyampaikan pemikiran dan gagasannya didepan khalayak, seseorang harus
memiliki kemampuan dan pengetahuan dibidang pidato. Seperti mengetahui jenis
dan macam pidato.
Putra Bahar (2010:21) menjelaskan ada tujuh macam pidato berdasarkan
tujuannya yang dapat menentukan langkah selanjutnya berdasarkan dalam rangka
apa pidato itu diadakan, yaitu:
1. Informatif/instruktif
Pidato yang
informatif adalah pidato yang berisi laporan atau pengetahuan atau sesuatu yang
menarik untuk pendengar, yakni menyampaikan informasi atau keterangan mengenai
suatu hal kepada pendengar.
2. Persuasif
Pidato
persuasif berisi tentang usaha untuk mendorong, meyakinkan dan mengajak
pendengarnya untuk melakukan suatu hal.
3. Argumentatif
Pidato
argumentatif berisi segala sesuatu yang bertujuan ingin menyakinkan
pendengarnya.
4. Deskriptif
Pidato deskriptif
bertujuan untuk melukiskan atau menggambarkan suatu hal atau keadaan. Tema yang
tepat seperti suasana peringatan sumpah pemuda maupun peringatan hari pahlawan.
5. Rekreatif
Pidato
rekreatif merupakan pidato yang bertujuan menghibur pendengar. Biasanya
terdapat dalam jamuan-jamuan, pesta-pesta, ataupun perayaan-perayaan.
6. Edukatif
Pidato adukatif
merupakan pidato yang menekankan pada aspek pendidikan, misalnya tentang
pentingnya hidup sehat, ber-KB, dan lain sebagainya.
7. Entertain
Pidato
entertain adalah pidato yang bertujuan untuk memberikan penyegaran kepada
pendengarnya yang sifatnya lebih santai.[1]
Lebih dalam
lagi, jenis pidato berdasarkan sifat
dan isi pidato, jenis-jenis pidato dibedakan atas:
1. Pidato Pembukaan, adalah pidato singkat
yang dibawakan oleh pembaca acara atau mc (master of ceremony).
2. Pidato Pengarahan adalah pidato untuk
mengarahkan pada suatu pertemuan.
3. Pidato Sambutan adalah pidato yang
disampaikan pada suatu acara kegiatan atau peristiwa tertentu yang dapat
dilakukan oleh beberapa orang dengan waktu yang terbatas secara bergantian.
4. Pidato Peresmian adalah pidato yang
dilakukan oleh seseorang yang berpengaruh ketika akan meresmikan sesuatu.
5. Pidato Laporan adalah pidato yang isinya
adalah melaporkan suatu tugas atau kegiatan.
6. Pidato Pertanggungjawaban adalah pidato
yang berisi suatu laporan pertanggungjawaban terhadapa suatu kegitan tertentu.
Berdasarkan ada
tidaknya persiapan yang dilakukan sebelum melakukan pidato, jenis-jenis
pidato dibedakan atas:
1. Pidato Impromptu (serta merta) yaitu
pidato yang dilakukan secara tiba-tiba, spontan, tanpa persiapan sebelumnya.
Misalkan apabila seseorang menghadiri pesta dan tiba-tiba dipanggil untuk
menyampaikan pidato maka pidato yang disampaikan itu adalah pidato jenis
impromptu.
Keuntungan :
a. Lebih mengungkapkan perasaan pembicara
yang sebenarnya, karena pembicara tidak sempat lebih dalam memikirkan apa yang
akan ia sampaikan.
b.
Gagasan datang secara spontan, sehingga tampak segar dan hidup.
c.
Memungkinkan pembicara terus berpikir.
Kelemahan :
a. Dapat menimbulkan kesimpulan yang
mentah, karena dasar pengetahuan yang tidak memadai.
b.
Mengakibatkan penyampaian yang tidak lancar dan tersendat-sendat.
c.
Biasanya gagasan yang disampaikan bisa acak-acakan dan ngawur.
d.
Pembicara kemungkinan besar biasanya demam panggung.
2. Pidato Manuskrip yaitu pidato dengan
naskah. Di sini tidak berlaku istilah ‘menyampaikan pidato’ tapi ‘membacakan
pidato’. Karena pembicara akan membacakan pidato dari awal sampai akhir. Jenis
pidato ini sangat perlu dilakukan, jika isi pidato yang akan disampaikan tidak
boleh terdapat kesalahan. Misalnya, ketika seseorang diminta untuk melaporkan
keadaan keuangan, berapa pemasukan, dari mana saja sumbernya, dan berapa
pengeluaran serta untuk apa uang dikeluarkan, orang tersebut perlu
menuliskannya dalam bentuk naskah dan baru kemudian membacakannya. Manuskrip
juga sangat dibutuhkan oleh tokoh
nasional, sebab kesalahan sedikit saja dapat menimbulkan kekacauan nasional.
Keuntungan :
a. Kata-kata dapat dipilih sebaik-baiknya
sehingga dapat menyampaikan arti yang tepat dan pernyataan yang gamblang,
b. Pernyataan dapat dihemat, karena
manuskrip dapat disusun kembali,
c. Kefasihan bicara dapat dicapai karena
kata-kata sudah disiapkan,
d. Hal-hal yang ngawur atau menyimpang
dapat dihindari,
e. Manuskrip dapat diterbitkan atau
diperbanyak.
Kerugian :
a. Komunikasi pendengar akan berkurang
karena pembicara tidak berbicara langsung kepada mereka,
b. Pembicara tidak dapat melihat
pendengar dengan baik karena ia lebih berkonsentrasi pada teks pidato, sehingga
akan kehilangan gerak dan bersifat kaku
c. Umpan balik dari pendengar tidak dapat
mengubah, memperpendek atau memperpanjang pesan
d.
Pembuatannya lebih lama
3. Pidato Memoriter yaitu pesan pidato yang
ditulis dalam bentuk naskah kemudian dihapalkan kata demi kata.
Keuntungan :
a. Kata-kata dapat dipilih sebaik-baiknya
karena memiliki persiapan yang baik,
b. Jika mampu menghapalnya pidato akan
lancar,
c. Gerak dan isyarat yang diintegrasikan
dengan uraian.
Kerugian :
a. Pidato tampak datar dan monoton,
sehingga pembicara tidak akan mampu menarik perhatian hadirin,
b. Komunikasi pendengar akan berkurang
karena pembicara beralih pada usaha untuk mengingat kata-kata,
c. Memerlukan banyak waktu persiapan.
4. Pidato Ekstemporan yaitu pidato yang
telah dipersiapkan sebelumnya berupa garis-garis besar (outline) dan pokok penunjang pembahasan (supporting points), tetapi pembicara tidak berusaha mengingatnya
kata demi kata. Pidato jenis ini adalah pidato yang paling baik dan paling
sering digunakan oleh pembicara yang telah mahir dan berpengalaman. Out-line hanya merupakan pedoman untuk
mengatur gagasan yang ada dalam pikiran pembicara.
Keuntungan :
a.
Komunikasi pendengar dan pembicara lebih baik karena pembicara berbicara
langsung kepada pendengar atau khalayaknya,
b. Pesan dapat fleksibel untuk diubah
sesuai dengan kebutuhan dan penyajiannya lebih spontan.
Kerugian :
a.
Memerlukan latihan yang intensif bagi pembicaranya
b.
Kemungkinan menyimpang dari garis besar besar sangat besar
c. Kefasihan bisa terhambat karena
kesukaran memilih kata-kata.[2]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar